kemungkinan

oke. mari bicara kemungkinan.


semua kemungkinan itu ada, tergantung besar dan kecilnya.
sayangnya hampir semua orang percaya kalau kemungkinan yang kecil itu sudah pasti tidak mungkin. untuk saya tidak. saya pernah sekali waktu pesimis, dengan kemungkinan yang amat sangat kecil. tapi pada saat itu juga saya sadar, bahwa dalam celah sekecil lubang jarum itu pula seekor gajah bisa lewat. dari kemungkinan yang teramat kecil itu bisa muncul kemungkinan lain yang lebih besar.

sesuatu dengan kemungkinan kecil tidak selalu berakhir gagal. dan ketika akhirnya bukan gagal, dunia terasa berputar 180 derajat, dan kita sedang berada di puncak wheel of fortune. kita merasa beruntung karena kemungkinan kecilpun sedang berpihak pada kita.
sebenarnya bukan masalah keberuntungan. masalah usaha, dan daya. seberapa besar daya yang dikorbankan untuk memperbesar kemungkinan itu. semakin besar daya yang keluar, semakin besar kemungkinan yang ada, ya logikanya begitu.

tapi ada lagi yang lebih hebat dari sekadar daya. namanya sugesti. sugesti bisa mempengaruhi orang lain, bahkan mereka yang berpengaruh sekalipun. sugesti yang hebat bisa memperbesar kemungkinan, percaya atau tidak. memang tidak berefek langsung. tapi sugesti mampu membuat orang lain punya pertimbangan baru ketika mereka mulai berpikir. dan ketika momen berpikir itu terjadi... pikiran mereka berubah... hampir pasti berubah. karena pada teorinya, seseorang yang dapat disisipi sugesti pasti sedang memiliki celah kosong yang tidak berfungsi di dalam otaknya, dan di tempat itulah sugesti diberi tempat. dan melalui celah itu kemungkinan bisa tercipta.

saya tidak sedang membual. tidak sedang sok tahu. saya alami sendiri, dan sejak itus aya sadar, ketika saya bilang tidak mungkin, yang sebenarnya tidak mungkin adalah ketidakmungkinan.
seperti ungkapan yang berkata: jika kamu berkata Tuhan itu tidak ada, maka kamu sendiri mengakui bahwa dia ada. karena dengan kamu bicara soal Dia berarti kamu tahu keberadaannya, kamu paham bahwa ia ada, hanya kamu yang berusaha menolak keberadaan itu.
begitu juga dengan kemungkinan. probabilitas. dan posibilitas. semuanya ada, tergantung besar kecilnya.

intinya, tidak ada yang tidak mungkin. semuanya mungkin, hanya saja seberapa besar kemungkinan itu, dan berapa besar daya serta sugesti kita untuk membuatnya jadi mungkin?

semuanya itu mungkin. tidak ada yang tidak mungkin.
ya beginilah jadinya ketika perasaan digunakan untuk berpikir soal logika dan logika dipakai untuk merasakan perasaan.
kadang manusia memang harus bermain di antara batas logika, perasaan, dan rasa untuk mulai berpikir dan menemukan jawaban. hanya dengan logika manusia akan menjadi dingin, tapi dengan perasaan saja manusia akan menjadi terlalu melankolis. dan dengan rasa manusia akan menjadi terlampau prediktif.

silakan disimpulkan sendiri.

0 komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.

Search This Blog

press PLAY!

other posts...

want to know something?

Foto Saya
Bernadetha Amanda
I know English, a little French, and I do speak Ngoko and a few Krama (Javanese language has three kinds of hierarchical language, they're two of them) at home, well, mostly. I'm a big fan of Javanese literature, traditional art, music, theatrical performances, and books but I got this lack of time and chance to do all that stuff... yeah THROW A CONFETTI. (and yeah, feel free to drop some comments... BISOUS :*)
Lihat profil lengkapku

now, count!

free hit counter

followers

Pages