ini yang dikatakan Nina waktu itu:
"doa mand..."
"tiap malem"
"mungkin doa lo kurang khusyuk"
"lo kerasukan guru spiritual dari mana, sih?"
"om alpha"
"eh?"
"serius"
"...."
"kata om alpha, doa itu jangan di bibir doang,
tapi dari hati. gue saranin lo doa,
siapa tau lebih tenang"
"mungkin... ah sialan nin,
hidup gue berantakan banget"
"heh, jangan bilang sialan...
ntar sial beneran.
nggak baik bilang sial-sial gitu..."
lalu gue diem beberapa menit
"nin, gue numpang nangis ya besok,
gue nggak kelar nangis hari ini"
"HAH? ntar gue dikira
ngapa-ngapain lo lagi. HIIII"
"seriusan nin."
"iye-iye ngerti... ya udah"
"makasih nin"
dan nina sibuk membaca ulang blog ini
"mand, post terakhir lo soal langit dan timur itu..."
"ya?"
"ada hubungannya sama keadaan lo
sekarang?"
"HAH?"
"lo mau bunuh diri?"
"KAGAK. justru gue sadar gue gak boleh melakukan itu
makanya gue bikin postingan begitu"
"iye-iye ngerti... nggak lah,
gue tau lo nggak mau bunuh diri"
"gue juga tau lo nggak bakalan setolol itu buat mikir
gue bakalan bunuh diri"
dan gue diem lagi
"nin, coklat lo gue dobelin ya, lo dapet dua besok.
mau coklat apa? bukan toblerone ya"
"ya udah, Ritter atau dairy milk aja"
gue akuin nih anak banyak mau
Nina yang toil itu memang makhluk paling aneh yang pernah gue temuin. tampang ada modal, tapi pembawaan kaya abang-abang. kadang bisa ngelabil, kadang bisa dewasa tingkat dewa (liat postingan blognya ketika dia mulai berpuitis-puitis ria krejoong.blogspot.com)
tapi di antara ketololan itu, gue berterimakasih karena sudah boleh bertemu dan kenal seorang Bernadine Estherline di tahun ketiga gue bersinting-sinting di santa ursula. tahun yang tepat untuk mengeluarkan semua sampah kelabilan lo.
sekadar informasi, tempat sampah yang gue punya cuma kakak gue, Mbak Vinta, yang sudah begitu sabar menunggu gue ngoceh sampai tengah malem, padahal poinnya gue cuma lagi sebel sama seseorang, suka sama seseorang, lagi ada masalah atau lagi seneng2nya sama greenlite, eneg sama kelaslah, pengen kentutlah, apa lah... ya dia selalu siap sedia menerima ocehan menye-menye gue. dan kakak gue ini selalu tahu kalau gue adalah makhluk aneh yang selalu dengan senang hati menahan ungkapan dan umpatan, menahan perasaan, mencoba untuk diam, tidak bicara, menyerah, lalu memendam. sampai suatu hari pasti meledak.
dan siklusnya selalu begitu, terjadi berulang-ulang tiap tahun... dan selalu gue lewati begitu saja, entah selesai, entah nggak. pokoknya gitu aja... lewat, balik, lewat, balik, lewat, balik. ditinggal tidur, eh lupa, suatu hari balik dan meluap, cepet, dan gue ribet atau bahkan rusak sendiri.
sekarang mbak vinta sibuk kuliah, dia ambil SP, ikut latian tari saman, dan begitu sampai rumah dia capek, dan tidur. pintu kamarpun dikunci. oke, gue nggak punya tempat sampah. akhirnya sekalinya dia punya waktu, cerita gue selalu bergulir setengah-setengah. nggak pernah selesai, akhirnya disimpan sendiri lagi. sampai lama...
dan masalahnya adalah, akhir-akhir ini gue baru sadar, gue terlalu banyak memendam, dan yang dipendam adalah banyak hal dari mulai berat sampai ringan, besar sampai kecil, dari yang jaman dulu yang belum terbahas sampai yang baru-baru ini. dan masalahnya, deadline semua masalah itu jatuh pada saat yang sama. seolah semuanya runtuh di depan mata gue, pada waktu yang sama, menimpa gue, dan gue sesak sendiri. ini salahnya memendam terlalu banyak persoalan... tewas dari dalam nantinya.
efeknya apa? pertama dan yang implisit: gue suka risau dan bingung sendiri, suka bingung prioritas masalah, suka pusing dan ribet sendiri, intinya permasalahan di dalam hati dan batin yang susah gue baca juga.
kedua, kali ini yang eksplisit, mungkin ada yang tau ada yang nggak, ada yang bisa baca ada yang nggak: gue suka nangis mendadak tanpa alasan jelas atau nangis untuk sesuatu yang sebenarnya tidak perlu ditangisi semata-mata karena butuh meluapkan emosi yang kependem lama, tampang gue suka datar tiba-tiba, kadang justru kebanyakan ekspresi yang lebih dari biasanya, suka ngelebai dan ngelabil sendiri, dan banyak lagi.
masalah keduanya... mbak vinta sibuk, berarti dia nggak di rumah, berarti gue nggak punya tempat sampah lagi... gue nggak tahu harus lari kemana... dan gue mulai terharu lagi. eh nangis lagi...
akhirnya, gue putuskan untuk meminta tolong pada nina, ya setidaknya untuk sementara waktu menjadi tempat sampah buat kelabilan gue, soalnya yang tau labil-labilnya gue, yang tau gue nangis, yang tau gue ngelebai, yang tau gue sakit mental ya cuma greenlite dan teman-teman dekat gue, masalahnya yang sering gue temui nina, yasudah akhirnya dengan penuh rasa belas kasihan gue jatuhkan semua sampah gue pada nina. sebenernya kasihan nina, tapi apa daya, dari pada gue makin labil... makin parah? karena sebelumnya nggak separah ini. ini udah parah banget kayanya.
eh sangat disayangkan lagi, nina nggak jauh-jauh amat dari kakak gue, sama-sama pendengar yang baik. di balik ketoilannya dia itu, dibalik semua kesintingannya dia, ternyata dia sangat dewasa dan religius dalam memberi saran. dia nggak sibuk marahin, tapi dia mendengarkan dengan baik, baru memberi saran pada saat yang tepat, dia juga nggak menggurui sama sekali. justru komentarnya yang aneh seperti "hah?" "eh?" "pret" dll itu membuat lo berasa nggak lagi curhat... tapi magically semua masalah lo tumpah ruah... selesai aja gitu.
NINA GAHUUUL! gue baru tau manusia macam dia punya kemampuan macam itu... dan dia nggak keberatan ada orang nangis di depannya, hahahaha, padahal gue tau puluhan orang ngeliatin dia huahahahahahaha. peduli amat, yang penting masalah selesai men...
mungkin setelah ini nina bakalan capek jadi tempat sampah gue... haha tapi terimakasih ya sudah mau menjadi tempat sampah. lo termasuk tempat sampah terbaik setelah kakak gue hehehe (:
ini laporan gue ke nina siang tadi:
"eh nin, gue nggak mewek sama sekali hari ini
nggak ngelabil lagi berarti...
wah penyembuhan gue udah setengah jalan"
"awas ye kalo kambuh lagi besok2
terus ngadu ke gue"
"ya kalo mbak vinta sibuk,
paling ke lo juga endingnya.
maaf nin, tapi gue nggak punya
tempat sampah lain"
"Awas aje lu yaa gue gibeng,
eh coklat sama permen reward angket gue mana?
belom dapet"
dasar manusia ini, banyak mau
ya sudah, apa daya, dia udah ngisi angket gue, dan semua responden dapet coklat
):
gue nyesel nawarin coklat ke dia
p.s. ritter, loacker (titipannya sisi), kitkat (titipannya jentiks) atau dairy milk
bisa dibeli dimana? ada yang tau?
0 komentar:
Posting Komentar