another question
manusia hidup untuk menunggu.
menunggu awal dan akhir dari hidup.
berharap awal datang lebih cepat, tapi tak pernah meminta akhirnya datang lebih dulu.
meminta dirinya lebih hebat dari yang lain, tapi tak ingin orang lain melampaui dirinya.
manusia ingin hidup dan membuat takdirnya sendiri.
"karena takdir ada di tangan kita, kita adalah si penentu takdir"
begitu kata mereka.
aku adalah manusia. sama seperti mereka.
tapi aku tak pernah bisa mengucap kata takdir lebih cepat dari aku mengucap namaku sendiri.
aku takut pada takdir, dan aku yakin aku tak akan pernah bisa membentuknya dengan kedua tanganku sendiri.
aku menyerahkan semuanya begitu saja. dengan tangan terbuka, aku terima apa adanya, tanpa ada yang harus dikurangi atau dilebih-lebihkan.
hidup itu sama dengan cerita, yang kita tahu akhirnya.
but we don't know which way the story goes.
life flows like a river... all the way through the hills, straight to the sea.
tapi toh ke arah manapun sungai itu, se ekstrem atau seburuk apapun itu, akhirnya tetap di satu tempat yang sama, di lautan yang sama.
sebuah perumpamaan singkat kenapa hidup dan takdir tak bisa ditebak jalan ceritanya, tapi kita tahu akhirnya.
diri ini ada di tangan siapa, kita tahu.
jiwa ini ada di genggaman siapa, kita tahu.
tapi takdir ini diatur oleh siapa, apa kita tahu?
kalau kita tahu, lalu siapa yang mengatur takdir?
manusia?
kemampuan apa yang kita punyai untuk membentuk takdir serumit itu?
menguasai diri sendiri saja sudah sulit, kita lalu ingin menguasai takdir.
salah-salah, takdir kita yang jauh berbelok dari asalnya, karena ego yang sudah menang mutlak atas diri kita sendiri, diri seorang manusia yang mengaku bisa membentuk takdir.
ada yang bilang
let it flow.
tapi yang lain bilang
we control the flow.
ada yang bicara
let it be.
yang lain berkata
we can't let it just that... we make our own destiny.
yang satu berujar
why live life from dream to dream? we would know where we end at the end of the day.
yang lain menimpali
we have to live our dream, there's where our destiny lies by.
pertanyaan lain yang tak pernah bisa terjawab.
untuk kesekian kalinya aku bertanya:
"ada yang tahu jawabannya?"
amanda
Kamis, Juni 04, 2009
|
Label:
any question?
|
Search This Blog
press PLAY!
other posts...
want to know something?

- Bernadetha Amanda
- I know English, a little French, and I do speak Ngoko and a few Krama (Javanese language has three kinds of hierarchical language, they're two of them) at home, well, mostly. I'm a big fan of Javanese literature, traditional art, music, theatrical performances, and books but I got this lack of time and chance to do all that stuff... yeah THROW A CONFETTI. (and yeah, feel free to drop some comments... BISOUS :*)
Listed
-
Kind.7 tahun yang lalu
-
mencipta bahagia7 tahun yang lalu
-
-
-
Hey, this IS the 'next' post12 tahun yang lalu
-
-
-
swingin life14 tahun yang lalu
-
-
-
-
-
0 komentar:
Posting Komentar