Aku hidup. Dan aku mengalami berbagai hal yang sama setiap harinya.
Sekolah. Teman. Keluarga. Mereka adalah hal-hal terbesar dalam hidupku untuk saat ini.
Ada saatnya ketika aku benar-benar membenci mereka.
Saat itu yang kurasa hanya benci. Itu saja. Tak ada hal lain dan rasanya aku ingin menghantamkan kepalaku ke tembok, mungkin hingga darah segar mengucur dan membasahi tembok, mengalir dan terus mengalir sampai emosi itu hilang.
Tak kupungkiri aku ingin melukai seseorang, jika aku bisa menembak kepalanya, lalu membuat sebuah peluru menembus ubun-ubunnya, kuakui, aku akan puas.
kejam? Memang, ketika aku tenggelam dalam sebuah kebencian yang dalam, pikiran kejamku akan meliar dan menghancurkan sistem nurani dan logikaku. Tapi untungnya, aku tak pernah punya keinginan dan kemampuan untuk membuatnya jadi nyata, Atau harus kubilang jangan pernah.
Tapi, suatu hari aku sadar. Mereka adalah hidupku. aku tahu faktanya bahwa lebih dari setengah waktu hidup akan kuhabiskan bersama mereka. Aku belajar untuk mencintai mereka. Aku belajar untuk tidak membenci mereka. Karena aku tahu, suatu hari nanti, aku butuh mereka. Aku butuh mereka untuk hidup.
Bersama mereka aku merasa seolah waktu adalah milikku, dan hanya milikku. Namun pada saat yang sama mereka membuka mataku pada realita, hidup, dan dunia. Saat itu pula aku merasa mereka ada untukku, dan kuharap selamanya untukku, karena aku butuh, aku cinta, dan aku terkurung dalam sebuah kebebasan, kebebasan yang mereka beri untukku yang membuatku ingin tinggal di sana selamanya. Kebebasan untuk bicara, untuk bertindak, untuk bertanya, dan kebebasan untuk hidup itulah kebebasan yang mereka tawarkan padaku, mereka tidak mengurungku, hanya saja aku ingin, aku ingin dikurung di sana bersama mereka, dan aku ingin menikmati hidup dengan mereka dan untuk mereka selamanya. Karena itulah aku hidup, dan yamg satu hal yang sangat kutahu... aku tahu bahwa mereka adalah hidupku.