"gue kemakan omongan gue sendiri..." saya berucap ringan. tapi itu tidak seringan pikiran saya... sumpah.
dulu, sebelum ini, saya benci setengah mati dengan band indie, ya dengan beberapa alasan tertentu... tapi, bukannya sok atau gimana... jujur, saya berusaha untuk bersikap netral, tapi kok susah, ya? intinya beberapa alasan yang -buat saya- sudah cukup kuat itu membuat saya menolak mati-matian musik indie... dan anggapan saya itu membentuk generalisasi yang sempurna untuk semua band indie. ya memang saya yang salah...
again, no offense.
nah sekarang kepala saya mulai berputar-putar. saya kemakan omongan sendiri. dari benci setengah mati, sekarang saya bilang: sumpah mereka keren banget...
dan saya merasa sama sekali tidak konsisten. pertama Frau. kemudian Melancholic Bitch. lalu band-band lain yang muncul dan muncul terus di kolom browse youtube laptop saya, parahnya semuanya berjajar, berentet sampai saya sendiri pusing mau 'menyalahkan' yang mana dulu.
oke... saya runut dari awal.
seperti yang sudah saya post sebelumnya, awalnya saya kenal Frau lebih dulu. dengan permainan musiknya yang indah, membuat saya kepikiran sampai berbulan-bulan,
ya Tuhan, bagaimana bisa Tuhan menciptakan manusia dengan kemampuan sehebat itu? tangan saya aja gemetar kalo bersentuhan dengan tuts piano, ehm, jujur... main pianika aja saya nggak lancar...
nah untuk hal ini, saya lebih senang menyalahkan Nina dan kakak saya, mereka menyodorkan lagu-lagu Frau, yang sayangnya, semuanya enak. Cinta pertama saya jatuh pada Frau. saya ngebet banget memandangi Frau memainkan Oscarnya di atas panggung... membayangkan saja saya sudah merinding.
dan... bagaimana saya tahu melancholic bitch? (di bawah ini foto mereka waktu konser di Salihara)

kalau yang satu ini murni karena rasa keingin tahuan saya, ya atau bahasa jeleknya pure karena ke-kepo-an saya yang sedemikian dahsyat sampai semua web saya buka untuk cari tahu soal Band ini. awalnya, saya jatuh cinta dulu dengan guest singer yang duet dengan Frau di lagu Sepasang Kekasih yang Pertama Becinta di Luar angkasa. saya mendengarkan lagu itu berkali-kali sampai ipod touch saya yang layarnya kotor itu punya satu spot berbentuk lingkaran tepat di atas lagu Sepasang Kekasih yang Pertama Bercinta di Luar Angkasa (mungkin karena spot itu terlalu sering saya tekan).
lalu ke-kepo-an saya dimulai... saya googling semalaman... mencari siapa guest singer di lagu itu.
dan akhirnya ketemu: Ugoran Prasad. awalnya mungkin saya biasa saja... tapi setelah saya tahu bahwa ternyata Ugoran adalah: penulis lirik untuk lagu yang saya gilai tadi dan ternyata Ugoran adalah seorang penulis, ditambah dengan suaranya yang sedemikian brilian... saya speechless. sumpah, saya stag di depan layar. ternyata manusia yang satu ini...
saya tidak bisa melanjutkan. saya tidak menemukan kata yang pas. intinya: saya jatuh cinta sama suaranya. selanjutnya saya jatuh cinta pada melancholic bitch, kemudian jatuh cinta juga pada musik indie.
saya cari melancholic bitch di internet... bermodal googling danbeberapa biskuit di sebelah laptop... saya mencari sampai ketemu. eh ketemu juga! Melancholic bitch yang adalah band asal Jogja (tempat kelahiran ibu saya, saya pulang ke sana tiap liburan... oke nggak penting) lalu saya googling lagi, cari lagu dan musiknya...
tanpa saya sadari... selama video konser Melbi@Salihara itu diputar, kepala saya goyang-goyang sendiri... kaki saya menghental-hentak sendiri, ikut dentuman drum yang bergerilya habis memasuki otak saya... "mampus..." saya berucap sarkastik untuk diri saya sendiri...
musiknya tidak main-main... jauh dari yang saya bayangkan. mereka keren! ah... labil. tapi memang betul, mereka keren, super keren. lagu mereka terngiang-ngiang di pikiran saya, tiap hari, tiap pagi saat mandi, siang saat makan, malam sebelum tidur, saya seperti orang sakit yang harus minum obat persis tiga kali sehari, atau mungkin lebih, toh saya tidak perlu takut overdosis.
dari lagu pertama yang saya tahu: mars penyembah berhala, sampai noktah pada kerumunan... semuanya berhasil membaut saya gila. saudara sepupu saya yang ada di sampings aya waktu tidur sampai menggeram kesal karena saya tidak ebrhenti menggumamkan lagu mars penyembah berhala sepanjang malam...
"Siapa yang membutuhkan imajinasi, jika kita sudah punya televisi, whooo-hoo"
"woy, berisik...lagunya enak, tapi kalo kamu nyanyiin sepanjang malem gitu aku nya yang pusing..." dan endingnya, lagu itu saya ulang-ulang sampai saudara sepupu saya itu akhirnye memutuskan untuk membekap diri dengan bantal, dan itu berlangsung sepanjang malam...
iya kalau saya cepat tidur... kalau begadang seperti itu? yang pusing justru dia yang tidur di sebelah saya... wah ternyata saudara sepupu saya ada benarnya.
ya kira-kira begitu lah cara saya menarik ucapan saya soal band indie... Melancholic Bitch membuat saya berubah pikiran. musiknya hebat! tidak asal... jelas bukan band main-main, dan suara vokalisnya, Ugoran Prasad, plus kehebatannya dalam mengusung lirik berisi dan tidak peres itu... benar-benar membuat saya pusing. saya jauh cinta pada suaranya... ya begitu saja. tanpa perlu berpikir, saya hanya perlu mendengar.
mungkin saya sudah JAUH terlambat untuk mengenal band ini. tapi ya mau gimana?
saya sudah terlanjur tresno, gek tresnone tenanan meneh... (haha itu kata ayah saya)
dan saya tahu saya harus segera mencari albumnya dan cari tahu kapan Melbi akan konser lagi...
dengan personel komplit tentunya (karena atas hasil ke-kepo-an saya juga -hehe- vokalisnya Mas Ugoran Prasad -cih berasa akrab gue manggil mas- sudah mau berangkat atau mungkin justru sudah berada di New York ketika saya menulis ini sekarang -the big apple Man!!!- selama satu tahun karena mendapat beasiswa dari Asian Cultural Council sebagai seniman yang akan menjalankan program kebudayaan selama dua semesetr di New York -yang ini saya copy paste dari blognya Melbi: kotakgelas.blogspot.com- nah lo! ini nih yang membuat saya makin jatuh cinta sana Melbi, isinya orang pintar semua ternyata, berbakat! dan saya jadi cinta berat sama Ugo -sial, labilnya balik- parah, saya maki-maki diri saya sendiri karena tidak tahu band ini sejak awal kemunculannya... saya menyesal)
tapi di mana? email saya saja belum dibalas... jadi saya jadi tidak tahu harus cari di mana. haha.
p.s. post-an saya labil, ya?
haha...
maaf, tapi saya tidak peduli
seenggaknya saya cukup pintar untuk berubah pikiran...
terima kasih karena sudah mau bertahan membaca sampai akhir :)
merci beaucoup mademoiselle, madame, et monsieur.
BISOUS,
Bernadetha Amanda
0 komentar:
Posting Komentar