fragmen fantasi

mungkin ini hanyalah masalah fragmen fantasi yang belum selesai. atau justru tidak akan pernah terselesaikan.

bagiku, bagi saya, bagi hamba, semua persoalan ini tidak pernah memiliki titik ujung. selalu berputar dan kembali pada titik yang sama. seperti naga yang terbang mengejar ekornya. ia tahu tidak akan pernah rela menelan dirinya sendiri, tapi toh ia tetap berputar, sekadar mengejar rasa ingin tahu itu.
rasa ingin tahu yang membludak justru tanpa ampun malam ini.
tolong aku selesaikan fragmen ini. fantasi yang tidak akan pernah sempurna, kecuali seseorang mau berbagi bagian kecil puzzle pikirannya, dan mengisi petak kosong di atas papan yang rasanya tidak berhenti pada garis terhentinya langit.
tidak ada yang lebih menyiksa dari pada rasa ingin, atau lebih membunuh dari pada radian praktis tentang tertahannya jalan pikiran. apalagi jika kau paham semua ini tidak akan dapat diselesaikan... tidak, tidak sendirian.

kadang manusia berpikir untuk hidup sendiri, tidak bepikir jauh untuk membutuhkan manusia lain. padahal ada yang lebih pelik dari itu semua. lebih dari sekadar membutuhkan manusia lain untuk berpikir bersama, menanggung masalah bersama. dan rasanya lebih krusial daripada perjanjian sehidup semati, ya katakanlah begitu.
saya sendiri belum paham, kadang waktu sendiri terasa sangat berharga. kadang merasa sendiri terasa begitu memuakkan. emosi yang tidak pernah bisa ditebak kapan dan mengapa muncul, tanpa iming-iming dan peringatan, membuyar dan luber begitu saja.dan ketika terjadi, rasanya sesak bukan main.
masalahnya, di diri manusia sebenarnya ada ribuan bahkan jutaan fragmen, yang tidak seluruhnya komplit. butuh bantuan untuk menyusunnya menjadi fragmen utuh. supaya fantasi hidup yang buyar dan pecah tadi bisa disatukan, diselesaikan. seperti puzzle tanpa ujung, seluas langit yang batasnya tidak diketahui.
manusia selalu mengejar kesempurnaan. bagi saya itu intinya. kesempurnaan pada fragmen itulah yang akan dikejar setiap manusia pada akhirnya. teman untuk berpikir, untuk melengkapi, untuk hidup. itu intinya.
dan fantasi ini hanyalah sebagian fragmennya saja. fragmen ini hidup dalam fragmen lain. seperti galaksi dan galaksi lainnya, membentuk semesta satu sama lain.

terimakasih bagi semua orang yang sudah menolong saya menyusun semua fragmen fantasi dan fragmen hidup selama tujuh belas tahun terakhir. rasanya sisa potongan utuh fragmen ini masih tersebar jauh, masih banyak yang belum disusun. tolong, tetap bersabar menyusunnya bersama saya.

ini untuk kalian semua, tidak terkecuali. hidup saya ini adalah karya kalian, dan Tuhan tentunya.
terimakasih.

and the truth is,
life is actually a fragment.
cut into pieces.

0 komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.

Search This Blog

press PLAY!

other posts...

want to know something?

Foto Saya
Bernadetha Amanda
I know English, a little French, and I do speak Ngoko and a few Krama (Javanese language has three kinds of hierarchical language, they're two of them) at home, well, mostly. I'm a big fan of Javanese literature, traditional art, music, theatrical performances, and books but I got this lack of time and chance to do all that stuff... yeah THROW A CONFETTI. (and yeah, feel free to drop some comments... BISOUS :*)
Lihat profil lengkapku

now, count!

free hit counter

followers

Pages