saya mimpi buruk sejak semalam. selalu terbangun setelah dua jam tertidur. lalu bermimpi lagi. lalu terbangun lagi. dan begitu terus hingga jam delapan pagi ini.
rasanya lelah harus terbangun setiap kali memejam mata. karena harus kembali ke dalam mimpi buruk yang tidak ada habisnya. seperti episode yang berlanjut setiap kali waktu tayangnya habis.
bahkan hingga pukul delapan pagi pun, ketika mata ini harus dibuka karena ada telepon masuk, rasanya seluruh tubuh menolak. sesaknya bukan main. ada sesuatu di dalam sini, yang begetar seolah dipanggil. dipanggil masuk lagi dan memejam mata. kembali lagi pada mimpi buruk. seolah terbangun dan menghadapi kenyataan rasanya lebih buruk dari pada tidur dan terjebak lagi dalam mimpi buruk, yang kenyataannya, tidak akan pernah melukaimu, tidak mampu melukai tubuhmu sendiri. tidak seperti dunia yang ahrus dihadapi ketika mata ini sudah terbuka.
saya enggan memakai kata elegi, tapi apa lagi yang bisa saya ucap?
pagi ini saya bingung. antara harus menghindari dari mimpi buruk yang seram dan menyesakkan itu dengan terbangun, atau menghindar dari kenyataan dan rasa sesak bukan main dengan kembali tertidur.
saya belum siap terbangun, tapi saya juga tidak siap bermimpi lagi.
rasa sesak yang menyisa sejak malam sebelumnya belum selesai diuraikan. datang dari mana dan siapa saya tahu, tapi bagaimana dan apa akhirnya saya belum tahu. entahd ari amna saya harus berangkat mencari penyelesaiannya. jalan saya sepertinya buntu. semalam dunia sangat gelap, terlalu gelap. ya saya mengaku, saya ketakutan. saya tidak melihat apapun kecuali rasa sakit saya sendiri, rasa sakit karena bersalah. padahal belum barang tentu apa iya saya harus merasa bersalah atau tidak
saya bicara tanpa kata-kata, dan menulsi tanpa aksara. bahkan menangis tanpa suara di balik bantal. ketika ibu saya bertanya "kamu kenapa?"
saya jawab "nggak, aku terlalu ngantuk. jadi matanya berair"
padahal saya paham sesak dan nafas yang terhenti dan tersendat ini tidak bisa menipu ibu saya.
alasan kenapa saya tidak ingin bangun dan tidak ingin tertidur adalah karena ini. mimpi buruk itu muncul karena perasaan sesak yang tidak terselesaikan semalam. dan rasa sesak itu bertahan hingga pagi ini. muncul seperti perasaan tidak enak seolah saya akan tertimpa sesuatu yang maha dahsyat. sumpah. rasanya asam bukan main.
saya ingin tertidur dan tidak menghadapi dunia. tidak menghadapi siapapun.
tapi saya masih ingin terbangun untuk tidak kembali bermimpi.
karena justru mimpi yang menenggelamkan saya pada ketakutan sampai mati,
dan kenyataan yang membunuh saya perlahan-lahan,
keduanya sama-sama mempersulit saya untuk bernafas.
bahkan tidurpun tidak mampu menyelamatkan saya.
dan kenyataannya,
mimpi itu seperti tipuan, sayangnya tipuan itu sulit diterima
dan kenyataan itu harus diterima, meskipun ketika kamu terbangun dadamu rasanya sakit bukan main. tidak ingin bangun. tidak ingin tidur.
satu alasannya,
saya takut.
perasaan tidak enak ini belum selesai. masih menghujam saya perlahan, tapi tidak berhenti. lebih buruk daripada dihujam sejak awal, karena sakitnya langsung berakhir.
0 komentar:
Posting Komentar