changes
kadang engkau memikirkan tentang suatu titik dimana semuanya berubah, harus berubah. semua yang baik-baik saja, mendadak harus berputar ulang lagi.
dulu kau bahagia di titik di mana semua orang menyukaimu, entah dia, mereka atau siapapun.
sekarang kau harus terpuruk karena dia, mereka, dan orang-orang itu seolah tak akan pernah lagi percaya dan memperlakukanmu seperti dulu lagi.
tak pernah terbayang kalau semuanya bisa jadi begini. semuanya berubah, tak satupun yang tetap apda posisinya.
mereka yang dulu menerimamu seolah (atau memang) sudah tidak (atau malah tidak akan) menerimamu lagi. mereka terlanjur marah, kesal, atau malah membencimu seolah tak akan ada celah lagi bagimu untuk kembali pada lingkaran erat mereka.
ketika kau mengingat kembali waktu dulu kau masih ada di tengah-tengah mereka, bercanda, tertawa atau bahkan menangis bersama. semua itu indah, memang indah. kau merasa punya segalanya, hidup mati seolah ada di tangan mereka.
kau bisa saja merasa hidup saat itu, namun mereka tak akan menyadari bahwa ketika semua itu berubah, yang kau rasakan hanya ingin menangis dan berteriak. yang kau rasakan bukan lagi hidup, tapi sebuah kematian yang kosong. tanpa sedikitpun jejak yang mereka tinggalkan. dan kau pun tersesat, entah di mana.
kini mereka hendak memperjelas semuanya. semua garis putus-putus itu akan mereka pertegas. dan dalam bagimu garis yang akan mereka pertegas adalah sebuah keputusan, apakah mereka akan menerimamu lagi atau malah menyingkirkanmu.
kau tidak akan berusaha memperjuangkan jiwa melankolis yang ada di dalam benakmu, tapi yang kau lakukan hanyalah menghadapi kenyataan bahwa memang semuanya berubah.
kau ingin menangis, tapi tertahan karena kau tak ingin membuat mereka tahu kalau kau berada di ujung titik kejatuhanmu.
kau ingin berteriak, tapi tercekat karena kau tak ingin mereka muak mendengar semua luapan emosi itu.
semua ingin meluap begitu saja. namun seua yang sudah tertampung di sana tak mudah untuk dikeluarkan begitu saja. entah sampai kapan akan membludak, meretakkan tembok-tembok ketakutan dalam dirimu.
tapi yang kau tahu pasti, kau ingin mereka kembali seperti dulu.
tapi satu hal lagi yang perlu kau tahu, kau tak tahu kapan titik ini akan beputar lagi, kembali seperti dulu.
sungguh, kau tak pernah tahu, dan tak akan pernah tahu sampai mereka benar-benar membuka mulut atas apa yang sebenarnya sedang terjadi dan apa yang akan terjadi cepat atau lambat.
Kamis, Februari 19, 2009
|
Label:
friend
|
Search This Blog
press PLAY!
other posts...
want to know something?

- Bernadetha Amanda
- I know English, a little French, and I do speak Ngoko and a few Krama (Javanese language has three kinds of hierarchical language, they're two of them) at home, well, mostly. I'm a big fan of Javanese literature, traditional art, music, theatrical performances, and books but I got this lack of time and chance to do all that stuff... yeah THROW A CONFETTI. (and yeah, feel free to drop some comments... BISOUS :*)
Listed
-
Kind.7 tahun yang lalu
-
mencipta bahagia7 tahun yang lalu
-
-
-
Hey, this IS the 'next' post12 tahun yang lalu
-
-
-
swingin life14 tahun yang lalu
-
-
-
-
-
0 komentar:
Posting Komentar